Lombok Barat, NTB – Pada Jumat, 22 November 2024, masyarakat Desa Jagaraga Induk, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, mendapatkan kesempatan berharga untuk bertemu langsung dengan pihak kepolisian dalam acara Jum’at Curhat yang digelar oleh Polres Lombok Barat.
Acara ini, yang dimulai sekitar pukul 09.00 WITA, bertujuan untuk mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat, sekaligus mendengarkan keluhan dan masukan terkait berbagai permasalahan yang dihadapi oleh warga, terutama dalam hal keamanan dan ketertiban masyarakat (hukrim.lombokprime.com/tag/harkamtibmas/">harkamtibmas).
Sambutan dari Kasat Binmas Polres Lombok Barat
Acara dibuka dengan sambutan oleh AKP Daniel Ibi Lona, S.Sos., Kasat Binmas Polres Lombok Barat, yang mewakili Kapolres Lombok Barat. Dalam sambutannya, AKP Daniel mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan untuk bertemu dengan warga setempat.
“Kami hadir di sini untuk mendengarkan segala keluhan dan masukan dari masyarakat, terutama yang berkaitan dengan masalah keamanan dan ketertiban. Jika ada masalah di luar harkamtibmas, kami akan koordinasikan dengan dinas terkait,” ujar AKP Daniel.
Masyarakat Menyampaikan Keluhan
Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pejabat lokal, termasuk Ketua Kelompok Tani Kayun Jaya, I Nengah Suandra, serta beberapa warga yang tergabung dalam kelompok tani tersebut.
Warga yang hadir menyampaikan berbagai keluhan terkait kondisi pertanian yang mereka hadapi, yang sebagian besar disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem dan masalah infrastruktur pertanian.
I Nengah Suandra, sebagai salah satu perwakilan kelompok tani, menyampaikan bahwa musim kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut menyebabkan banyak petani gagal panen. Selain itu, saluran irigasi yang terganggu akibat aktivitas galian C di wilayah Pengenjek juga memperburuk kondisi pertanian.
“Kami sudah melaporkan masalah ini ke Dinas Pertanian, namun jawaban yang kami terima adalah hal ini menjadi ranah Dinas Pekerjaan Umum. Kami bahkan harus menyewa lahan senilai 40 juta per tahun untuk membuat saluran alternatif pengairan,” jelas Suandra.
Selain itu, Suandra juga mengungkapkan masalah lain terkait lambatnya distribusi pupuk subsidi kepada petani.
“Karena regulasi yang ada, sering kali pupuk subsidi terlambat datang dan tidak sesuai dengan waktu tanam yang dibutuhkan oleh petani,” tuturnya.
Ia juga mengkhawatirkan kurangnya generasi muda yang tertarik untuk menjadi petani, yang bisa mengancam kelangsungan sektor pertanian di daerah tersebut.
Respon Polisi dan Tindak Lanjut
Menanggapi keluhan yang disampaikan oleh warga, AKP Daniel memberikan beberapa respon. Terkait dengan masalah gagal panen dan irigasi yang terhambat akibat galian C, ia menyarankan agar permasalahan ini dapat dibicarakan lebih lanjut dengan pengelola galian melalui musyawarah, dengan pendampingan dari Bhabinkamtibmas setempat.
“Kami akan berupaya membantu dengan pendekatan yang lebih humanis dan musyawarah agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik,” tambahnya.
Terkait dengan keluhan mengenai keterlambatan distribusi pupuk subsidi, AKP Daniel menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh regulasi yang ada, yang mengatur kuota pupuk subsidi yang terbatas.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Kadis Pertanian, dan menurut beliau, kuota pupuk subsidi yang diberikan adalah 2,25 kuintal per hektar. Meskipun ada keterlambatan, ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ada,” katanya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pemerintah daerah mengimbau petani untuk tidak bergantung sepenuhnya pada pupuk kimia dan lebih banyak menggunakan pupuk organik demi menjaga kesuburan tanah.
Mengenai keluhan tentang kurangnya generasi muda yang tertarik bertani, AKP Daniel menanggapi dengan bijak.
“Ini memang tantangan besar, karena banyak anak muda yang lebih tertarik dengan teknologi digital daripada bertani. Namun, ini juga menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengarahkan mereka agar tertarik pada dunia pertanian,” ujarnya.
Ia berharap, dengan pendekatan yang tepat, generasi muda akan kembali melihat pentingnya sektor pertanian bagi kehidupan mereka dan masa depan negara.
Kegiatan yang Menguatkan Keharmonisan
Acara Jum’at Curhat di Desa Jagaraga ini menjadi ajang yang sangat penting dalam membangun komunikasi antara polisi dan masyarakat.
Selain mendengarkan keluhan dan masukan dari masyarakat, kegiatan ini juga membuka ruang bagi masyarakat untuk lebih memahami tugas dan peran polisi dalam menciptakan ketertiban serta membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.
Dengan adanya keterlibatan langsung pejabat kepolisian dalam setiap permasalahan masyarakat, diharapkan kepercayaan antara polisi dan masyarakat semakin kuat.
Sebagai penutup, AKP Daniel mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah hadir dan memberikan masukan.
“Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat Lombok Barat. Semoga kegiatan seperti ini dapat mempererat hubungan kita semua dan memajukan daerah kita,” tutupnya.
Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya di sektor pertanian, dapat segera mendapatkan solusi yang tepat dan bermanfaat bagi semua pihak.